PAGELARAN DAN WORKSHOP WAYANG KANCIL

 

Latar belakang penyelenggaraan pagelaran dan workshop wayang kancil ini adalah untuk melestarikan budaya lokal terutama wayang dimana keberadaan budaya wayang di tanah air sudah mulai memudar dan bergeser. Hal ini dibuktikan dengan adanya koleksi wayang kancil di beberapa museum di Eropa dan Asia. Oleh karena itu, pementasan wayang kancil sengaja dilakukan demi mendekatkan generasi muda pada kesenian wayang sejak dini.

Dari latar belakang inilah program studi PG-PAUD FIP Universitas PGRI Semarang mengadakan pagelaran dan workhop wayang kancil, untuk memanfaatkan media wayang untuk menanamkan kesadaran akan sejarah bangsanya secara efektif. Selain itu media wayang kancil juga merupakan media yang efektif untuk menanamkan karakter bagi anak, serta menumbuhkan kecintaan anak akan budaya dan kerajinan lokal.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pemecahan Rekor Dunia, Pagelaran dan Workshop Wayang Kancil dengan tema “Membangun Pendidikan Karakter dan Eksistensi Budaya bagi Anak Melalui Wayang Kancil”.

Pagelaran dan workshop wayang kancil telah mencacatkan rekor Dunia dengan rekor “Memainkan Wayang bersama Anak Usia Dini Terbanyak”. Pemecahan rekor MURI diikuti sebanyak 2151 peserta dari 40 lembaga pendidikan PAUD/TK di Kota Semarang. Konsep dalam pemecahan rekor dunia ini adalah anak bermain wayang bersama Ki Ledjar, setiap anak memegang dua wayang yang dibagikan oleh panitia. Dalam kegiatan ini panitia menediakan 2185 pasang wayang, yang terdiri dari waayang kancil, gajah dan kerbau.

Respon yang baik ditunjukkan dari peserta pagelaran hal ini terlihat dari semangat yang ditunjukkan oleh anak-anak selama mengikuti pagelaran berlangsung. Banyak peserta yang mengikuti pagelaran karena pada dasarnya anak senang melihat sesuatu secara langsung dan selama pelaksanaan pagelaran anak dilibatkan sehingga anak tidak merasa bosan dan jenuh.

Pagelaran dilakukan kurang lebih selama 60 menit, kemudian dilanjutkan dengan workshop yang diikuti oleh calon pendidik, dan pendidik. Workshop dilakukan selama 60 menit dengan nara sumber Ki Anang.

\"\" \"\"

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top